Jamaah haji tahun ini 100 persen bakal dilayani bus sholawat. Hal ini disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di hari kedua di Makkah saat menggelar simulasi layanan bus shalawat di Makkah Al Mukarramah Selasa (28/5/2019).
Menag juga didampingi Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Nizar, Sekretaris Ditjen PHU Ramadan Harisman, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Staf Teknis Haji dan Tim Transportasi.
“Alhamdulillah, baru saja dilakukan simulasi rute bus shalawat yang akan digunakan jamaah haji untuk melaksanakan rangkaian ibadah di Masjidil Haram,” ujar Menag di Makkah, dalam siaran pers yang diterima majalahnurani.com
Menag mengakui baru tahun ini 100% jamaah mendapat layanan bus shalawat. Sebelumnya, layanan ini hanya dinikmati sekitar 91% jamaah haji Indonesia.
9 RUTE
Sebab, kebijakan layanan yang awalnya untuk jarak terdekat 1.500 meter, tahun ini disesuaikan menjadi 1.000 meter. Layanan ini termasuk akan dinikmati 10ribu kuota tambahan.
“Dengan jumlah 100% ditambah kuota tambahan 10ribu, maka situasi dan kondisi jalan-jalan di wilayah Makkah akan semakin padat. Kondisi ini harus benar-benar menjadi perhatian seluruh petugas,” jelas dia.
Ada sembilan rute yang dilalui bus shalawat saat mengantar jamaah haji Indonesia dari hotel ke Masjidil Haram (pergi pulang). Rute-rute tersebut, yaitu:
1. Jamarat – Mahbas Jin – Bab Ali (bus dengan nomor stiker 4)
2. Syisyah – Syib Amir (nomor stiker 5)
3. Syisyah Raudhah – Syib Amir (nomor stiker 6)
4. Syisyah 1 – Syib Amir (nomor stiker 7)
5. Syisyah 2 – Syib Amir (nomor stiker 8)
6. Raudhah – Syib Amir (nomor stiker 9)
7. Jarwal – Syib Amir (nomor stiker 10)
8. Misfalah – Jiad (nomor stiker 11)
9. Rea Bakhsy- Jiad (nomor stiker 12)
Dari sembilan rute tersebut, lanjut Menag, jamaah akan terkonsentrasi pada tiga terminal yaitu: B. Ali dengan jumlah jamaah sekitar 41.000, Syib Amir dengan jumlah jamaah kurang lebih 124.000, dan Terminal Jiad dengan jumlah jamaah mencapai 51.000.
“Petugas harus dapat mengantisipasi utamanya pada puncak kepadatan jamaah haji di Makkah. Pastikan semua jemaah dapat layanan,” sambung Menag.
Menurut Menag, konsentrasi jamaah akan terpusat pada terminal Syib Amir. Sebab itu, petugas harus benar-benar ditingkatkan baik dari sisi kedisiplinan maupun jumlah personel.
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan bahwa tahun ini ada sejumlah kebijakan baru dalam layanan bus shalawat. Kebijakan itu antara lain terkait jarak hotel ke Masjidil Haram, dari yang sebelumnya 1.500m menjadi maksimal 1000m.
“Implikasinya, seluruh jamaah haji Indonesia mendapat layanan bus shalawat.Tahun ini, jamaah juga hanya satu kali naik bus menuju Masjidil Haram,” terangnya.
24 JAM
Menurut Sri Ilham, layanan operasional bus shalawat akan berlangsung 24 jam sejak kedatangan jemaah di Makkah. Untuk spesifikasi, Bus Shalawat yang digunakan minimal buatan tahun 2015 dengan kapasitas maksimal 70 orang dan ada akses tiga pintu.
“Bus juga harus dilengkapi AC, tombol manual darurat pembuka pintu, GPS, alat pemecah kaca, alat pemadam kebakaran, kotak P3K, serta ban cadangan atau ban anti bocor,” tuturnya.
Bus shalawat akan beroperasi pada masa kedatangan jemaah di Makkah, dari 16 Juli – 6 Agustus 2019 atau selama 22 hari. Pada masa puncak haji (Arafah – Muzdalifah – Mina atau Armina), dari 7 – 15 Agustus 2019, bus shalawat tidak beroperasi.
“Bus Shalawat kembali beroperasi pada masa kepulangan, dari 16 Agustus – 6 September,” tandasnya. 01/Bagus