Geliat Airlangga menggelar Workshop Capacity Development untuk meningkatkan ketersediaan layanan kesehatan esensial, Selasa (13/8) di Hotel Yello Surabaya.
Kegiatan ini, Geliat Airlangga menggandeng BPBD Jatim dan Dinkes Jatim. Workshop ini menyusun alur rujukan bagi ibu hamil dan balita saat terjadi bencana.
Diansanto Prayoga, PIC Health in Emergency Geliat Airlangga mengaku tengah menyiapkan, menghimpun data, memitigasi ketika ada bencana.
“Mulai penyusunan data awal ibu hamil. Bagaimana menyusun rujukan untuk ibu hamil dan balita ketika dalam kondisi terjadi bencana,” ungkapnya.
Ada beberapa kabupaten kota yang sudah memetakan bencana. Seperti gunung meletus, banjir dan rawan tsunami. Tercatat ada di 7 kabupaten kota yang terlibat. Mulai Jombang, Lamekasan, Kediri, Banyuwangi, Probolinggo, Blitar dan Jember.
“Kami juga melibatkan Kader Surabaya Hebat untuk mengidentifikasi ibu hamil di wilayahnya,” jelasnya.
“Di kegiatan ini, kita bisa melakukan updating data. Kemudian menyusun alur rujukan pada saat bencana. Misal seperti ada bencana, ibu hamil dirujuk ke puskesmas atau kalau risti langsung ke rumah sakit,” jelasnya.
Dadang Iqwandy, Analis Kebencanaan Ahli Muda BPBD Jatim mengatakan bahwa di kegiatan ini disusub dokumen rencana kontijensi klaster kesehatan saat bencana.
“Siapa berbuat apa oleh siapa. Klaster kesehatan ini harus berbuat apa ketika terjadi bencana. Sebab temen temen klaster kesehatan juga dibutuhkam di dapur umum untuk kesehatan ahli gizi. Kemudian juga promosi kesehatan. Sehingga klaster kesehatan masuk di banyak bidang operasi saat terjadi bencana,” katanya.
Menurutnya ini penting. Bahwa saat tanggap darurat, butuh banyak pihak yang bisa memahami komunikasi ibu dan anak. Bahlan saat ini mayoritas ibu-ibu menjadi leader saat terjadi gempa.
“Misal kalau bencana gempa, banjir, ibu ini justru jadi leadernya. Ada program keluarga tangguh bencana dimana ibu- ibu jadi leadernya,” tegasnya. (Bagus)