Memasuki era revolusi industri 4.0, hampir semua informasi, bisnis, berdasarkan teknologi internet. Memang membawa dampak kemajuan luar biasa. Tapi tak sedikit juga bisa membawa gangguan dan kekacauan.
Untuk itu Majelis Ulama Indonesia mengajak umat Islam menjadikan IT dalam meningkatkan nilai islami, seperti kejujuran dan keadilan.
NILAI-NILAI ISLAM
Saat menggelar Rakornas Bidang Infokom, Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr Amirsyah Tambunan menegaskan jika MUI siap melindungi umat Islam dalam menghadapi revolusi 4.0.
“Untuk itu MUI harus siap menghadapi revolusi 4.0 di mana MUI mempunyai visi dan misi dalam mengimplementasikan nilai yang berasal ajaran Islam dan akar budaya masyarakat Indonesia,” tutur Amirsyah saat menjadi narasumber Konsolidasi Nasional MUI menghadapi Era Disrupsion di Hotel Grand Cempaka, Selasa (16/7/2019).
Nilai Islam yang bisa diterapkan yakni nilai gotong royong dalam berbagai aktivitas sosial, ekonomi, politik.
MELINDUNGI
Menurut Amirsyah, ada dua kompetensi yang diperlukan dalam melindungi masyarakat di era 4.0.
Tugas MUI sebagai khadimul ummah, pertama kemampuan memahami dan mengamalkan nilai (kompetensi substantif) terhadap nilai nilai seperti kejujuran dan keadilan yg menjadi kebutuhan dasar masyarakat.
Kedua, kemampuan tehnis (kompetensi metodologi) yakni masyarakat harus dilatih agar mampu dan terampil menghadapi revolusi industri bidang IT.4.0.
“Artinya masyarakat harus menjadikan IT sebagai media untuk meningkatkan nilai kejujuran dan keadilan, dalam bekerja, sehingga terhindar dari kekacauan (disrupsi) dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” sambungnya.
Amirsyah menjabarkan, bahwa disruption ini merupakan gangguan atau kekacauan; gangguan atau masalah yang mengganggu suatu peristiwa, aktivitas, atau proses (disturbance or problems which interrupt an event, activity, or process).
“Merriam-Webster, menjelaskan disrupsi, tindakan atau proses mengganggu sesuatu: istirahat atau gangguan dalam perjalanan normal atau kelanjutan dari beberapa kegiatan, proses. Untuk itu masyarakat harus dilatih agar terampil menghadapi 4.0 agar tidak terjadi disrupsi,” tandasnya. Bagus