Ternyata kehilangan cairan tubuh atau dehidrasi bisa menyebabkan seseorang mengalami disorientasi. Dalam kondisi tersebut, seseorang bahkan tak bisa mengenali dirinya sendiri. Dia tak tahu dimana dirinya berada dan mentalnya pun terganggu.
Gangguan kesadaran ini kerap dialami oleh jamaah yang menjalankan ibadah haji.
“Kasus ini juga ditemui pada jamaah haji Indonesia saat berada di Tanah Suci, di mana kondisi iklim dan cuacanya berbeda jauh dengan Indonesia,” tutur dokter spesialis kejiwaan Kementerian Kesehatan yang bertugas di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Makkah, Herlina Pohan kepada majalahnurani.com Selasa (16/7/2019).
SUHU TINGGI
Kasus seperti itu, lanjut Herlina, bermula dari jamaah yang kekurangan cairan atau dehidrasi.
Diakui Herlina bahwa di Tanah Suci, suhu tinggi dan kelembaban rendah, membuat seseorang jarang haus. Namun di kondisi seperti ini, jamaah haji sebaiknya tetap minum sebelum haus.
“Jamaah haji Indonesia memiliki kebiasaan minum yang cenderung rendah. Biasanya jamaah baru minum kalau merasa haus,” terangnya.
Tujuannya, tegas Herlina, agar tubuh tidak mengalami kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan disorientasi.
“Untuk itu kebiasaan jamaah yang baru minum kalau merasa haus harus segera diubah. Kita jarang merasa haus karena kelembaban udaranya rendah,” papar Herlina.
TERAPI CAIRAN
Di KKHI, petugas kesehatan juga tetap memberikan terapi cairan terlebih dahulu bila menemukan kondisi jamaah seperti itu.
Dengan cara ini, menurut Herlina, kesadaran jamaah akan pulih kembali. Jamaah bisa tinggal di ruang layanan rawat inap gangguan kejiwaan yang terdapat di KKHI Makkah. Herlinaenhaku klinik tersebut berbeda dengan klinik pada umumnya di tanah air.
“Di tanah air di mana klinik kejiwaan tidak menyertakan fasilitas infus pada bed nya, kalau di sini kita sediakan. Karena terapi yang pertama digunakan dengan memberikan cairan itu,” tandasnya. Bagus
