‘Buruk Muka Cermin Dibelah’ Sang Menteri Agama

Dua hari terakhir media diramaikan dengan statemen
Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut Kementerian Agama (Kemenag) adalah hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama. Sambutan yang diucapkan dalam acara yang dihadiri Wapres KH Makruf Amien itu mengundang kritikan banyak pihak termasuk dari PBNU.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Helmy Faishal Zaini menilai pernyataan itu tidak pas dan kurang bijaksana.
“Dengan segala hormat dan kerendahan hati, tentang pernyataan Pak Menteri Agama tentu itu hak beliau, meski saya pribadi dapat menyatakan bahwa komentar tersebut tidak pas dan kurang bijaksana dalam perspektif membangun spirit kenegarawanan,” kata Helmy dalam keterangan tertulis, Ahad (24/10).
Helmy menilai, pada dasarnya semua elemen sejarah bangsa ini punya peran strategis dalam pendirian NKRI, melahirkan Pancasila, UUD 1945 dalam keanekaragaman suku, ras, agama serta golongan.
Helmy pun menegaskan, Kemenag adalah hadiah negara untuk semua agama. Ia menekankan, Kemenag bukan hanya hadiah untuk NU atau hanya untuk umat Islam saja.

BENGKOKKAN SEJARAH
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyayangkan pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang mengatakan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah khusus dari negara untuk Nahdlatul Ulama (NU), bukan untuk umat Islam secara umum.
“Mestinya Menteri Agama berlaku adil kepada semua umat beragama dan organisasi keagamaan,” ujar Abdul ahad (24/10).
Abdul juga mengaku tidak mengetahui maksud dan tujuan Yaqut menyampaikan pernyataan tersebut.
Ditambah lagi, sejarah Kemenag yang diceritakan Yaqut dalam kesempatan itu dinilainya bertentangan dengan sejarah Kemenag yang selama ini diketahuinya.
“Saya tidak tahu apa maksud dan tujuan menteri agama membuat pernyataan tersebut,” kata dia.
Kritik yang sama disampaikan Wakil Ketua Majelis Ulama (MUI), Anwar Abbas dengan mengusulkan pembubaran Kementerian Agama (Kemenag) karena cara berpikir Menag tidak mencerminkan akal sehat.
Anwar menyayangkan pernyataan dan cara berpikir Yaqut. Ia tidak mau Kemenag tetap dipertahankan jika dikelola pihak-pihak yang berpikiran seperti itu.
“Saya minta Kementerian Agama lebih baik dibubarkan saja karena akan membuat gaduh di mana mudaratnya pasti akan jauh lebih besar dari manfaatnya,” kata Anwar dalam keterangan tertulis, Ahad(24/10).
Ulama ini mengaku tidak dapat menerima pernyataan Kemenag bahwa Kemenag adalah hadiah negara untuk NU tidak mencerminkan akal sehat. Ia juga menyebut klaim Yaqut itu tak menghargai kelompok dan elemen umat dan masyarakat lain.
“Semestinya sebagai seorang menteri dan pemimpin umat mereka lebih mencerminkan dan mengedepankan sikap arif serta bersikap dan bertindak sebagai negarawan,” ucap Anwar.

Baca juga  Bismillah….Iran Mulai Serang Israel!

TAGAR PECAT YAQUT
Akibat pernyataan Menag Yaqut, akhirnya muncul tagar ‘Pecat Yaqut’ pun jadi trending di media sosial Twitter pada Senin, 25 Oktober 2021.
Hingga saat artikel ini ditulis, tagar ‘Pecat Yaqut’ sudah dicuitkan sebanyak 4.823 kali.
Banyak netizen yang meminta agar Yaqut Cholil Qoumas dipecat dari daftar deretan menteri di Kabinet Indonesia Maju Jokowi – Ma’ruf Amin.
Bisakah Anda percaya fakta bahwa orang ini adalah salah satu menteri di negara kita? #PecatYaqut,” tulis akun @EdvantizKimi.
“Gila! Untuk beberapa alasan ada satu kelompok Islam yang terlihat merasa suci, jadi Muslim yang lain dan umat beragama lainnya harus bergabung dalam kelompok? Bahkan Tuhan tidak mengajarkan itu {QS 6:159}! #PecatYaqut,” kata akun @MattulaAda.
“WOW khusus buat NU ya #PecatYaqut
Pantesan aku gak ngerasa punya menag,” ujar akun @KA_KawuloAlit.***

Baca juga  Menag Terbitkan SE agar Penyuluh dan Penghulu Dukung 4 Program Pemerintah

KLARIFIKASI MENAG
Setelah menuai banyak kritik, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menegaskan bahwa pernyataannya tentang Kementerian Agama hadiah untuk NU, disampaikan dalam forum internal keluarga besar NU.
Yaqut menuturkan tujuannya, lebih untuk memotivasi para santri dan pesantren.
“Itu saya sampaikan di forum internal. Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal,” ujar Yaqut di Solo Senin (25/10).
Yaqut mengatakan memberikan semangat merupakan hal yang wajar. Terlebih kata Yaqut hal tersebut disampaikan dalam forum internal. Menteri Yaqut malah terkesan menyalahkan pihak lain yang menggoreng ucapannya itu.
“Memberi semangat itu wajar (santri). Itu forum internal. Dan memang saya juga tidak tahu sampai keluar lalu digoreng ke publik. Itu forum internal, konteksnya untuk menyemangati,” kata Yaqut.

Baca juga  Aksi Militer Iran Merupakan Respons Terhadap Agresi Rezim Jahat Zionis

BURUK MUKA
CERMIN DIBELAH
Ibarat peribahasa buruk muka cermin dibelah. Klarifikasi yang dilakukan Menag Yaqut sama seperti peribahasa di atas.
Seseorang yang menyalahkan keadaannya yang buruk kepada orang lain, padahal kesalahannya sendirilah yang menyebabkan keadaannya. Tidak mau mengakui kesalahan/kelemahan sendiri. Menyalahkan orang atau hal lain meskipun sebenarnya dia sendiri yang salah.
Dari klarifikasi Menag Yaqut ada beberapa kesalahan. Pertama dia sebagai seorang publik figur yang telah salah ucap tidak mau minta maaf. Kedua, dia justru menyalahkan orang lain seolah menggoreng ucapannya. Padahal kritikan itu muncul justru berawal dari ucapannya sendiri. Ketiga, dia mengatakan memberi motivasi internal kepada santri. Tetapi dia telah memelintir sejarah tidak sesuai dengan kenyataan. Apa yang dia sampaikan soal kemenag hadiah negara untuk MU sangat bertentangan dengan sejarah kemenag yang sebenarnya. Ternyata meski sudah dikritik banyak tokoh dan pernyataannya jelas jelas salah, Menag Yaqut tetap enggan minta maaf dan mengakui kekeliruannya. Seperti inikah cermin pejabat pilihan presiden Jokowi? Semoga Pak Prsiden menyerap aspirasi rakyat. (nch)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed