Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa) melantik 26 dokter yang baru saja diwisuda. Mereka mengucapkan janji dan sumpahnya Selasa (27/2) siang di Tower Unusa. Tercatat periode ini lulusan dokter menyandang first taker. Artinya lulus saat pertama kali mengikuti Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (UKMPPD). Secara total kelulusan first taker FK Unusa mencapai 97%.
Dekan FK Unusa, Dr dr Handayani M.Kes mengaku, nilai baik jika angka kelulusan first taker lebih dari 75%. “FK Unusa dengan serius mempersiapkan mahasiswa program profesi agar lebih banyak mahasiswa yang bisa lulus sebagai fisrt taker,” jelasnya.
Dijelaskan, akreditasi program studi sarjana kedokteran sangat penting bagi lulusan dokter karena untuk mendaftar bekerja maupun melanjutkan studi. “Program studi sarjana kedokteran dan program studi profesi dokter FK Unusa, keduanya telah terakreditasi dengan kategori Baik Sekali. FK Unusa terus berusaha melakukan penyempurnaan kurikulum dan model pembelajaran, melengkapi sumber daya manusia dan sarana prasarana untuk menyiapkan akreditasi Unggul,” sambungnya.
Selain itu FK Unusa mendukung dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk meraih prestasi di berbagai bidang, akademik maupun non-akademik. Tercatat antara lain dari 26 peserta janji dan sumpah dokter adalah lulusan yang menjadi finalis lomba litarature review, Ibnu Sina Medical Competition 2020 di Universitas Muslim Indonesia Makassar, peraih pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2020, serta seorang atlet nasional ski air yang beberapa kali meraih prestasi di tingkat internasional.
Dialah Nur Alimah Priambodo, atlet ski air yang baru saja menyandang gelar dokter lulusan Unusa mengaku sangat bersyukur atas capaiannya. Saat ini dokter Alimah tengah menyiapkan latihan untuk PON di Medan mendatang. Ia menargetkan 3 medali emas.
Ke depan, Alimah berencana untuk mengintegrasikan passion-nya dalam olahraga ke dalam praktik medis, dengan fokus pada kedokteran olahraga dan rehabilitasi.
“Selain bercita-cita jadi dokter spesialis anak, ada bayangan lain untuk menekuni dunia kedokteran olahraga, juga kedokteran fisik dan rehabilitasi yang masih bersinggungan di dunia olahraga, contohnya dalam membantu recovery atlet-atlet yang mengalami cidera,” tegasnya. (Erbe/Bagus, foto: Bagus)