Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, dr Muhammad Budi Hidayat membenarkan jika pihaknya menunda keberangkatan 22 calon haji.
“22 yang kita tunda, 18 ini tadi yang berangkat tinggal 4 yang diperiksa. Sebagian besar sakit,” ujar Budi kepada majalahnurani.com
TBC
Calhaj tersebut diketahui mengidap anemia, stroke, dan demam berdarah. Kemarin satu calhaj dari Kabupaten Nganjuk yang ditunda keberangkatannya karena mengidap TBC.
“Dari kloter 41 asal Kabupaten Nganjuk, laki-laki usia 86 tahun. Setelah diperiksa positif penyakit TBC,” ujarnya.
Sementara Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Makkah Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) 2019 Muhammad Imran di KKHI Mekkah mengabarkan jika penyakit di kloter jamaah didominasi penyakit ISPA. Kemudian hipertensi dan paru.
Di klinik kesehatan haji Indonesia, di Makkah, ujar Imran, sudah menangani 76 calon haji. Beberapa di antaranya telah diperbolehkan kembali ke pemondokannya, beberapa dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS), dan KKHI masih sedang merawat 15 pasien.
Pasien yang terkena penyakit ISPA, tim KKHI melakukan rehidrasi komposisi cairan tubuh.
“Untuk ISPA dilakukan rehidrasi komposisi cairan tubuh. Kemudian layanan gangguan paru diterapi oksigen,” katanya dalam siaran pers.
JAGA KESEHATAN
Sementara bagi jamaah haji lanjut usia (lansia) maupun yang sedang sakit dianjurkan mengambil keringanan dalam pelaksanaan ibadah hajinya. Ini agar ibadah haji mereka tetap sah.
“Misalnya pakai skuter atau kursi roda. Bagi yang Umrah pilih waktu teduh. Mulai maghrib sampai setelah subuh,” tambahnya.
Oleh karena itu, sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci, jamaah lebih dulu diperiksa di tiap Embarkasi. Sebab menurut Imran, perbedaan lingkungan, cuaca ekstrem antara Tanah Air dan Tanah Suci membuat jamaah mudah sakit.
“Calon haji diimbau untuk menjaga kesehatan agar sehat dan bugar,” tegasnya. Bagus
