Pada perayaan Idul Adha mendatang Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan hewan kurban yang beredar sehat dan daging kurban yang sesuai kriteria aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Pemerintah juga telah melakukan edukasi untuk memilih dan memperlakukan hewan kurban yang baik.
PENCACAHAN DAGING
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian Syamsul Ma’arif dalam siaran pers Senin (5/8/2019) menyatakan daging kurban harus ditangani baik.
Sebagai contoh pencacahan daging kurban. Jika penanganannya tidak baik maka akan berpotensi menyumbangkan 10.000-100.000 kuman per menitnya.
Di tengah antusiasme ratusan masyarakat yang hadir, Ma’arif mengaku bahwa Kementan melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) memberikan pemahaman tentang bagaimana memilih, menangani, motongan, mengemas, menyimpan hingga membagikan daging dan hewan kurban kepada masyarakat.
SOSIALISASI
Kementan melakukan serangkaian upaya mulai dari penyediaan regulasi, sosialisasi, pembinaan dan juga pemeriksaan serta pengawasan daging dan hewan kurban.
Bahkan Kementan sudah membangun fasilitas percontohan pemotongan hewan kurban di 21 lokasi, yaitu Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Papua, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Banten, dan NTB.
“Kementan melakukan koordinasi dengan Dinas yang membidangi Fungsi Peternakan, dan Kesehatan Hewan di seluruh provinsi, dan saat ini stok hewan kurban lokal dinyatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan,” ujarnya.
Tahun ini, ungkapnya, akan terjadi lonjakan permintaan 10 persen lebih tinggi dari 2018, dan Kementan sudah antisipasi kebutuhan masyarakat.
Aspek teknis dalam mengidentifikasi daging dan hewan kurban yang baik.
Terkait hati hewan yang ditemukan cacing, kondisi seperti itu menurut Kementan, daging hewan tersebut masih layak dikonsumsi, akan tetapi organ atau bagian yang terdapat cacing dibersihkan jika dan jika mengeras harus di buang. Bagus
