LPPOM: Waspadai Takjil Berformalin

Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI mengimbau agar masyarakat tak sembarangan menggunakan bahan bahan berbahaya dalam makanan, khususnya makanan takjil Bulan Ramadhan.

HALAL DAN THAYYIB

Dalam Islam, umat diwajibkan mengonsumsi makanan halal dan thayyib. Untuk itulah hasil inspeksi mendadak (Sidak) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selama delapan hari Ramadhan di Palembang, Sumatera Selatan, yang menemukan banyak makanan menu berbuka puasa seperti rujak mi dan tahu mengandung pengawet mayat atau formalin, sangat memprihatinkan.

“Produsen dan konsumen perlu memiliki pengetahuan tentang bahan berbahaya yang dilarang digunakan pada makanan,” ujar Wakil Direktur LPPOM MUI Muti Arintawati kepada majalahnurani.com, Jumat (25/5/2018).

Baca juga  MK Juga Tolak Gugatan Pilpres Pasangan Ganjar-Mahfud

Diakui Muti bahwa memang seharusnya produsen dan konsumen mengetahui apa saja bahan berbahaya pada makanan takjil yang harus dihindari. Tentu tak hanya dari kehalalannya saja. Tapi apakah bahaya tidak untuk kesehatan tubuh.
“Kalau sudah tahu, setelah itu perlu kesadaran untuk menghindari penggunaannya,” sambungnya.

BERFORMALIN

Diakui Kepala BPOM Palembang Dewi Prawitasari dari sidak 12 pasar beduk, sebanyak 235 sampel diambil. Hasilnya, 19 persen takjil dinyatakan mengandung formalin.

“Tahu dan mi basah paling banyak mengandung formalin, semuanya ditemukan di pasar beduk,” kata Dewi kepada media.

Rujak mi dan tahu menjadi pilihan masyarakat untuk berbuka puasa warga setempat. Namun, karena adanya oknum pedagang nakal, mereka mencampur makanan tersebut dengan formalin demi meraup untung besar serta dagangannya biar tidak cepat basi.

Baca juga  KPU Tetapkan Prabowo dan Gibran Sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024-2029

“Kita masih cari sumber utama pedagang ini, dari mana asal makanan mi dan tahu yang mereka jual,” katanya.

Ternyata penggunaan bahan berbahaya ini sudah menyebar dan dijual sebelum Ramadhan. Dikrtahui pedagang ini mendapatkan sumber pabrik pembuat tahu di Palembang dan Lubuk Linggau.

“Kita dapati 52.000 potong tahu dan 2 ton mi basah berformalin. Hari ini semuanya dimusnahkan. Untuk pemilik berkasnya dalam waktu dekat akan dilimpahkan ke Kejaksaan untuk sidang,” tandas dia. 01/Bagus

Leave a Reply

Your email address will not be published.

News Feed