Jenazah Tsa’labah Dishalati Ribuan Malaikat, Apa Amalannya?

Oleh:
Drs H Nur Cahya Hadi
Direktur Majalah Nurani Indonesia

Bismillah….
Saudaraku, Tsa’labah bin Abdul Rahman ra adalah salah seorang sahabat rasulullah. Beliau berasal
dari kalangan Anshar, dan selalu setia melayani Rasulullah Saw sejak dia masuk islam.

Suatu ketika dalam sebuah perjalanan untuk menunaikan sebuah urusan, secara tidak
sengaja Tsa’labah melihat seorang wanita Anshar yang sedang mandi. Rasa takutnya akan Allah Swt muncul seketika. Dia takut jika Allah Swt akan menurunkan wahyu atas apa yang telah terjadi. Maka ia lari hingga mencapai pegunungan, tinggal di sana dan senantiasa bertaubat dan menangis kepada Allah Swt selama 40 hari.

Malaikat Jibril AS menyampaikan perihal ini kepada Rasulullah, sehingga Rasulullah SAW
meminta kepada beberapa sahabat Anshar untuk menjemputnya.

TAKUT DOSA
Ketika sampai Madinah, Rasulullah sedang memimpin shalat berjamaah. Maka shalatlah mereka, namun Tsalabah masih dengan rasa berdosanya, memilih shaf paling belakang. Ketika ia mendengar ayat Qur’an yang sedang dibaca Rasulullah, ia seketika pingsan. Selesai shalat, Rasulullah membangunkannya dan menanyakan perihal dirinya.

Apa yg menyebabkan kau pergi dariku?,” tanya Rasulullah.
“Dosaku, ya Rasulullah,” jawabnya.
“Bukankah aku pernah menunjukkan ayat yang dapat menghapus dosa dan kesalahan (QS.
2:201),” tanya Rasul.
“Betul, akan tetapi dosaku teramat besar, ya Rasulullah,” jawabnya.
“Akan tetapi, Kalam Allah itu lebih besar lagi,” jawab Rasulullah.

Setelah itu, Rasulullah Saw memerintahkan agar Tsa’labah dibawa ke rumahnya. Namun
setelah sampai dirumah, Tsa’labah jatuh sakit, hingga akhirnya Rasulullah yang mendengar kabar sakitnya Tsa’labah ra menjenguknya. Tsa’labah masih malu karena rasa bersalahnya, maka saat kepalanya dipangku rasulullah, dia selalu menggeser kepalanya dari pangkuan Rasulullah Saw.

“Mengapa kamu geser kepalamu dari pangkuanku?,” tanya Rasulullah.
“Karena kepala ini penuh dosa,” jawab Tsa’labah.
“Apa yang kamu keluhkan?,” tanya Nabi kepadanya.
“Seperti ada gerumutan semut-semut di antara tulangku, dagingku, dan kulitku,” jawab
Tsa’labah.
Apa yang kamu inginkan?,” tanya Nabi.
“Ampunan Rabbku,” jawabnya.

DISHALATI MALAIKAT
Kemudian turunlah Jibril kepada Nabi dengan membawa wahyu dari Allah SWT:
“Andaikata hamba-Ku ini menghadap-Ku dengan kesalahannya sepenuh bumi, Aku akan
menyambutnya dengan ampunan-Ku sepenuh bumi pula.”

Nabi kemudian menyampaikan wahyu tersebut kepada Tsa’labah, dan seketika ia terpekik
dan meninggal. Maka Rasulullah Saw memerintahkan agar ia segera dimandikan dan
dikafani.

Setelah dimandikan dan dikafani, kemudian rasulullah bersama sahabat menyalatinya. Ketika selesai menyalatinya, Rasulullah berjalan sambil berjingkat seolah kesulitan mencari jalan.

Salah seorang sahabat menanyakan mengapa Rasulullah Saw berjalan sambil berjingkat
seperti itu. “Demi Dzat yang telah mengutusku dengan benar sebagai Nabi, sungguh aku
tidak mampu meletakkan kakiku di atas bumi, karena malaikat yang turut melayat dan menyalati
Tsa’labah sangatlah banyak,” jawab Rasulullah Saw.

TERJAGA DARI DOSA
Saudaraku, kunci sukses Tsa’labah sehingga jasadnya dishalat ribuan malaikat adalah karena dia takut dosa. Meski sebenarnya dosanya tidak terlalu besar kalau dilakukan tanpa sengaja, tapi dia sangat takut dan melakukan tobat dengan sungguh sungguh hingga akhirnya datang ampunan Allah.

Beda dengan kita, yang kadang meremehkan dosa kecil. Bahkan dosa besarpun kadang dilakukan dengan perasaan seolah tidak berdosa. Apa yang dilakukan oleh Tsa’labah adalah menjaga dosa mata. Sebagaimana sabda Rasulullah, ada tiga mata yang bebas dari adzab Api neraka:
ثَلَاثَةٌ لاَ تَرَى أَعْيُنُهُمُ النَّارَ: عَيْنٌ حَرَسَتْ فِي سَبِيلِ اللهِ, عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ, وَعَيْنٌ غَضَّتْ عَنْ مَحَارِمِ اللهِ
“Tiga golongan yang mata mereka tidak akan melihat neraka: Mata yang berjaga di jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada Allah, mata yang menunduk dari yang diharamkan Allah.” (HR Thabrani)

Saudaraku, mari kita renungkan apakah mata kita ini banyak kita pakai untuk mencari ridho Allah dengan bangun shalat malam dan baca alquran. Ataukah hanya untuk bermaksiat kepada Allah dengan hanya bermain HP dan media sosial tanpa ingat dzikir kepada Allah. Semoga kisah sahabat Tsa’labah ini bisa menginspirasi kita untuk senantiasa menjaga mata dan semua fasilitas yang diberikan Allah ini untuk selalu beramal kebajikan mencari ridho Allah.
Semoga bermanfaat….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *